Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Terampil : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar

PARADIGMA KONTEMPORER SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEGURUAN MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) Asiah, Nur
TERAMPIL: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar Vol 3, No 2 (2016): TERAMPIL
Publisher : Institut Agama Islam Negeri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (52.785 KB)

Abstract

Masih kuatnya paradigma pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered learning) menyebabkan pembelajaran menjadi tidak menarik, monoton, dan tidak memberikan tantangan bagi peserta didik sebagai calon guru. Pembelajaran konstruksionisme memberikan pencerahan bahwa satu-satunya alat atau sarana yang tersedia bagi seseorang untuk mengetahui sesuatu adalah indranya. Seseorang berinteraksi dengan objek dan lingkungan dengan melihat, mendengar, menjamah, mencium, dan merasakannya. Dari sentuhan indrawi itu seseorang membangun gambaran dunianya. Pembelajaran akan berhasil jika peserta didik terlibat langsung dalam mengolah, mencerna, memahami, mengalami, merasakan, dan mempraktikkan. Pembelajaran yang demikian adalah pembelajaran  yang berfokus pada perlibatan peserta didik secara total, baik fisik maupun mental. Diakui atau tidak, ternyata tidak semua perguruan tinggi pencetak calon guru telah menerapkan pembelajaran aktif dalam setiap proses perkuliahan. Kondisi ini tentu menjadi tantangan tersendiri yang memerlukan pemecahan secara cepat dan tepat. Oleh karena itu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) sebagai lembaga pendidikan yang menghasilkan calon-calon guru seharusnya mempersiapkan mahasiswanya agar memiliki keterampilan menerapkan pembelajaran aktif selama masa perkuliahan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa calon guru dalam menerapkan pembelajaran aktif adalah dengan menerapkan strategi MEI yang meliputi: 1) modelling, menjadikan dosen sebagai model dalam menerapkan pembelajaran aktif dalam perkuliahan; 2) engaging, melibatkan mahasiswa secara nyata dalam pembelajaran aktif di setiap perkuliahan, rencana, proses, dan evaluasi perkuliahan oleh dosen harus mencerminkan terlaksananya pembelajaran aktif; 3) integrating, mengintegrasikan pembelajaran aktif dalam semua mata kuliah kependidikan baik secara teoritis maupun praktis, seperti pada mata kuliah strategi belajar mengajar, desain/perencanaan pembelajaran, pengembangan media pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan mata kuliah yang menjadi ciri khas program studi Pendidikan Kerguruan Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).
ANALISIS KEMAMPUAN PRAKTIK STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF (ACTIVE LEARNING) MAHASISWA PGMI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN IAIN RADEN INTAN LAMPUNG Asiah, Nur
TERAMPIL: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar Vol 4, No 1 (2017): TERAMPIL
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.713 KB)

Abstract

Menurut Undang-Undang No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen kompetensi pedagogik merupakan salah satu kompetensi inti yang harus dimiliki guru. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung membekali kompetensi pedagogik pada mahasiswa melalui beberapa mata kuliah bidang kependidikan yang sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan di Indonesia, dengan beberapa mata kuliah ini diharapkan mahasiswa sudah memiliki berbagai kompetensi termasuk kemampuan dalam mempraktikkan strategi pembelajaran aktif. Berdasarkan penelitian pendahuluan diperoleh informasi bahwa tidak semua mahasiswa PGMI Fakultas Tarbiyah mampu dan terampil dalam mempraktikkan strategi pembelajaran. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka permasalahan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimanakah kemampuan mahasiswa PGMI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung dalam mempraktikkan strategi pembelajaran aktif?Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.Teknik dan instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara,dokumentasi, dan kuesioner sebagai data pendukung.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwakemampuan  praktikstrategi pembelajaran aktif  mahasiswa PGMI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung kurang maksimal (kurang baik). Ini dapat ditunjukkan dengan data observasi dan wawancara. Adapun  kuesioner dipakai untuk menggali data minat dan motivasi yang menyatakan bahwa mahasiswa sangat berminat terhadap praktik strategi pembelajaran aktif. Namun kenyataan menunjukkan bahwa kemampuan praktik strategi pembelajaran aktif kurang baik dikarenakan ada faktor lain yaitu faktor pembiasaan.
PARADIGMA KONTEMPORER SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEGURUAN MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) ASIAH, NUR
TERAMPIL: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar Vol 3, No 2 (2016): TERAMPIL
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (52.785 KB)

Abstract

Masih kuatnya paradigma pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered learning) menyebabkan pembelajaran menjadi tidak menarik, monoton, dan tidak memberikan tantangan bagi peserta didik sebagai calon guru. Pembelajaran konstruksionisme memberikan pencerahan bahwa satu-satunya alat atau sarana yang tersedia bagi seseorang untuk mengetahui sesuatu adalah indranya. Seseorang berinteraksi dengan objek dan lingkungan dengan melihat, mendengar, menjamah, mencium, dan merasakannya. Dari sentuhan indrawi itu seseorang membangun gambaran dunianya. Pembelajaran akan berhasil jika peserta didik terlibat langsung dalam mengolah, mencerna, memahami, mengalami, merasakan, dan mempraktikkan. Pembelajaran yang demikian adalah pembelajaran  yang berfokus pada perlibatan peserta didik secara total, baik fisik maupun mental. Diakui atau tidak, ternyata tidak semua perguruan tinggi pencetak calon guru telah menerapkan pembelajaran aktif dalam setiap proses perkuliahan. Kondisi ini tentu menjadi tantangan tersendiri yang memerlukan pemecahan secara cepat dan tepat. Oleh karena itu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) sebagai lembaga pendidikan yang menghasilkan calon-calon guru seharusnya mempersiapkan mahasiswanya agar memiliki keterampilan menerapkan pembelajaran aktif selama masa perkuliahan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa calon guru dalam menerapkan pembelajaran aktif adalah dengan menerapkan strategi MEI yang meliputi: 1) modelling, menjadikan dosen sebagai model dalam menerapkan pembelajaran aktif dalam perkuliahan; 2) engaging, melibatkan mahasiswa secara nyata dalam pembelajaran aktif di setiap perkuliahan, rencana, proses, dan evaluasi perkuliahan oleh dosen harus mencerminkan terlaksananya pembelajaran aktif; 3) integrating, mengintegrasikan pembelajaran aktif dalam semua mata kuliah kependidikan baik secara teoritis maupun praktis, seperti pada mata kuliah strategi belajar mengajar, desain/perencanaan pembelajaran, pengembangan media pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan mata kuliah yang menjadi ciri khas program studi Pendidikan Kerguruan Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).
PARADIGMA KONTEMPORER SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEGURUAN MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) Asiah, Nur
TERAMPIL: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar Vol 3, No 2 (2016): TERAMPIL
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.706 KB) | DOI: 10.24042/terampil.v3i2.1187

Abstract

Abstrak Masih kuatnya paradigma pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered learning) menyebabkan pembelajaran menjadi tidak menarik, monoton, dan tidak memberikan tantangan bagi peserta didik sebagai calon guru. Pembelajaran konstruksionisme memberikan pencerahan bahwa satu-satunya alat atau sarana yang tersedia bagi seseorang untuk mengetahui sesuatu adalah indranya. Seseorang berinteraksi dengan objek dan lingkungan dengan melihat, mendengar, menjamah, mencium, dan merasakannya. Dari sentuhan indrawi itu seseorang membangun gambaran dunianya. Pembelajaran akan berhasil jika peserta didik terlibat langsung dalam mengolah, mencerna, memahami, mengalami, merasakan, dan mempraktikkan. Pembelajaran yang demikian adalah pembelajaran  yang berfokus pada perlibatan peserta didik secara total, baik fisik maupun mental. Diakui atau tidak, ternyata tidak semua perguruan tinggi pencetak calon guru telah menerapkan pembelajaran aktif dalam setiap proses perkuliahan. Kondisi ini tentu menjadi tantangan tersendiri yang memerlukan pemecahan secara cepat dan tepat. Oleh karena itu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) sebagai lembaga pendidikan yang menghasilkan calon-calon guru seharusnya mempersiapkan mahasiswanya agar memiliki keterampilan menerapkan pembelajaran aktif selama masa perkuliahan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa calon guru dalam menerapkan pembelajaran aktif adalah dengan menerapkan strategi MEI yang meliputi: 1) modelling, menjadikan dosen sebagai model dalam menerapkan pembelajaran aktif dalam perkuliahan; 2) engaging, melibatkan mahasiswa secara nyata dalam pembelajaran aktif di setiap perkuliahan, rencana, proses, dan evaluasi perkuliahan oleh dosen harus mencerminkan terlaksananya pembelajaran aktif; 3) integrating, mengintegrasikan pembelajaran aktif dalam semua mata kuliah kependidikan baik secara teoritis maupun praktis, seperti pada mata kuliah strategi belajar mengajar, desain/perencanaan pembelajaran, pengembangan media pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan mata kuliah yang menjadi ciri khas program studi Pendidikan Kerguruan Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Kata kunci: Aktif, konstruksionisme, MEI, PGMI, strategi pembelajaran.
PEMBELAJARAN CALISTUNG PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN UJIAN MASUK CALISTUNG SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG ASIAH, NUR
TERAMPIL: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar Vol 5, No 1 (2018): TERAMPIL
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (484.632 KB) | DOI: 10.24042/terampil.v5i1.2746

Abstract

Pembelajaran aksara menjadi bagian dalam kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).Pembelajaran aksara ini pada dasarnya lebih ditujukan sebagai pengenalan keterampilan membaca, menulis dan menghitung. Hal itu sebagaimana tertuang dalam Standar Isi Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA) Usia 4-5 dan 5-6 Tahun lampiran I peraturan menteri (Permen) pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia nomor  137  tahun 2014. Pengenalan ini diberikan dengan maksud untuk mempersiapkan kelak anak untuk masuk jenjang pendidikan selanjutnya, yakni pendidikan dasar.Namun demikian, model pembelajaran ideal Calistung PAUD semacam itu menyisakan permasalahan serius dilihat dalam konteks yang lebih luas.Khususnya apabila dikaitkan dengan kesempatan untuk melanjutkan jenjang pendidikan dasar (SD/MI).Beberapa tahun belakangan, masyarakat diresahkan dengan adanya ujian masuk SD/ MI yang berupa tes Calistung.Tidak sedikit SD/ MI menerapkan ujian masuk Calistung sebagai syarat penerimaan siswa baru dengan standar yang dibuat oleh masing-masing SD/ MI.Jenis Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan sumber data sekolah TK dan SD yang Ada di Bandar Lampung.Pendekatan yang digunaka dalam penelitian ini adal pendekatan naturalistic. Teknik pengumpulan data yang digunakan observasi, wawancara dan dokumentasi difokuskan  untuk mengenali dan menggali permasalahan di balik penerapan semua fenomena tersebut, yakni pembelajaran Calistung di TK/ RA dan penerapan Ujian Calistung sebagai persyaratan masuk Sekolah Dasar. Masih maraknya praktik ini tidak boleh hanya dilihat sebagai praktik ketidaksadaran/ guru TK/RA akan konsep, hakikat dan batasan Pendidikan Anak Usia Dini. Tidak boleh dilihat hanya sebagai ketidaktaatan atau ketidakdisplinan SD/ MI terhadap Permen Nomor 17 tahun 2010 pasal 69 dan 70 yang mengatur tata cara penerimaan siswa SD/ MI.Hasil penelitian  menunjukan bahwa pembelajaran calistung pendidikan  anak usia dini dan ujian masuk calistung sekolah dasar di Bandar Lampung masih menyisakan banyak pekerjaan rumah terutama bagi dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bandar Lampung yang sebagian besar baik TK/RA kurang benar dalam menerapkan pembelajaran yang seharusnya diberikan sesuai dengan fase-fase perkembangan anak-anak. Begitu juga dengan penerapan ujian masuk calistung untuk sekolah dasar sebagian besar sekolah-sekolah masih mengadakan ujian masuk calistung walaupun secara diam-diam itupun dinilai kurang benar walaupun ujian tersebut bukan penentu lulus tidaknya calon siswa masuk kesekolah dasar.